Sabtu, 20 November 2010

Gunung Merapi Masih Luncurkan 'Wedhus Gembel'

Awan panas Gunung Merapi terlihat dari Desa Pakis. Tempo/Andry Prasetyo
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel masih meluncur pada Kamis (18/11) pukul 03.34 WIB, meski dengan intensitas kecil atau dengan jarak luncur di bawah satu kilometer. Erupsi juga masih terjadi meskipun dengan intensitas kecil.

“Status Gunung Merapi masih awas,” kata Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kamis (18/11).

Sedangkan pemantauan seismik atau kegempaan menunjukkan adanya gempa vulkanik yang cukup tinggi frekuensinya yaitu 16 kali gempa vulkanik, pada Selasa (16/11) tercatat 31 kali gempa vulkanik, dan menurun menjadi 22 kali pada Rabu (17/11). Sedangkan gempa tremor masih terjadi beruntun yang menunjukkan adanya pergerakan magma dalam perut Merapi.

Berdasarkan pengamatan visual, petugas dari pos pengamatan Ketep (utara gunung) melaporkan asap solfatara berwarna putih keabuan terlihat dengan tinggi asap 1.500 meter condong ke barat daya, terukur pada pukul 05.45 WIB. Puncak Merapi sering tertutup kabut dan mendung.

Menurut Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, untuk zona rawan masih dipertahankan seperti sebelumnya. Untuk Kabupaten Sleman, zona rawan masih tetap radius 20 kilometer dari puncak, Magelang 15 kilometer, Boyolali dan Klaten masing-masing 10 kilometer.

“Dengan catatan, untuk jarak 300 meter dari bibir kali Krasak di Magelang dan Woro di Klaten, zona aman tetap di luar radius 20 kilometer dari puncak karena ancaman lahar dingin,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH